Kehidupan Keluarga Yang Romantis

Keluarga Yang Romantis, Seseorang wanita yang baru saja menikah datang pada ibunya dan mulai mengeluh tentang tingkah laku pasangannya itu. Setelah menikah ia baru tahu karakter asli pasangannya yang keras kepala, suka bermalas-malasan, boros, dan lain-lain. Wanita ini berharap orang tuanya ikut mendukung dia menyalahkan suaminya itu. Namun dia sangat kaget karena saat itu sang ibu hanya diam saja… bahkan kemudian ibunya pergi ke dapur, sementara wanita ini terus bercerita dan mengikuti ibunya ke dapur. Lalu sang ibu mulai memasak air. Setelah beberapa waktu akhirnya air pun mendidih. Sang ibu lalu menuangkan air yang masih panas itu ke dalam 3 gelas yang telah dia siapkan. Dalam gelas pertama dia memasukkan sebuah telur, di gelas ke dua dia memasukkan wortel, sedangkan di gelas ke tiga di memasukkan kopi. Setelah menunggu beberapa saat, si ibu menunjukkan isi ketiga gelas tadi ke putrinya itu. Dan hasilnya: wortel yang keras menjadi lunak, telur yang mudah pecah menjadi keras, dan kopi menghasilkan aroma yang harum.


“Anak ku… masalah dalam hidup itu seperti air mendidih. Namun bagaimana sikap kitalah yang menentukan dampaknya. Jadi wortel dan telur bukan mempengaruhi air, tapi merekalah yang berubah karena air panas itu. Sementara kopi malah mengubah air, membuat air itu menjadi harum. Akan sangat mudah untuk bersyukur pada saat keadaan kita baik-baik saja, tapi apakah kita dapat tetap bersyukur saat kita ditimpa masalah? Itu semua tergantung pilihan kita sendiri bagaimana kita merespon sebuah permasalahan. Brandon adalah seorang boca laki-laki berumur 6 tahun. Suatu hari sabtu pagi, dimana biasanya orang tuanya tidak bekerja dan tidur sampai agak siang, Brandon ingin membuat sebuah kejutan untuk kedua orang tuanya. Dia berencana membuat sebuah kue pancake. Brandon mengambil sebuah mangkuk besar, sendok, menggeser kursi ke pinggir meja, dan menarik sebuah tupperwear berisi tepung yang agak berat, dan menumpahkan sebagian isinya ke lantai. Lalu dia mengambil sebagian tepung itu dengan tangannya, sebagian berserakan di meja makan, lalu Brandon mengaduknya dengan susu dan gula sehingga bekas adonan berceceran di sekelilingnya. Ditambah lagi dengan beberapa bekas telapak kaki kucing yang ingin tahu apa yang sedang terjadi.


Brandon belepotan dengan tepung dan dia kelihatan sangat frustasi. Yang dia inginkan hanya membuat sesuatu untuk menyenangkan papa dan mamanya tapi yang terjadi malah kelihatan sangat buruk. Brandon sekarang tidak tahu harus berbuat apa, apakah memasukkan adonan ke dalam oven atau dibakar di perapian. Lagi pula dia tidak tahu cara menyalakan api di kompor atau di oven. Tiba-tiba Brandon melihat seekor kucing mulai menjilati adonan yang dia buat, dan secara refleks dia mendorong si kucing agar tidak memakan adonan itu. Si kucing kemudia terlempar, membawa serta beberapa butir telur mentah yang ada di meja. Dengan sangat cemas dia berusaha membersihkan telur yang pecah itu, tetapi justru terpeleset karena licinnya lantai yang kini dipenuhi dengan tepung, membuat pakaian tidurnya putih dan lengket. Dan pada saat itulah dia kemudia melihat papa dan mamanya berdiri di dekat pintu. Air mata kemudia berjatuhan di pipi Brandon. Yang ingin dia lakukan adalah berbuat baik, tapi justru kekacauan yang luar biasa yang dia buat. Kini dia hanya pasrah menantikan omelan, jeweran, atau malah mungkin pukulan. Tapi papa dan mamanya hanya memandang dia, lalu berjalan berjalan melawati semua kotoran yang dia buat.


Lalu papa dan mamanya mengangkat dan menggendong Brandon yang kini sedang menangis sehingga baju tidur papa dan mamanya ikut kotor. Papa dan mamanya memeluk dan mencium Brandon. Dua orang kakak-beradik mengelola ladang pertanian keluarga bersama-sama. Sang Kakak sudah berkeluarga dan memiliki beberapa anak sedangkan sang adik belum berkeluarga. Mereka berdua selalu membagi keuntungan dari usaha keluarga itu secara merata. Lalu pada tengah malam, sang adik mengambil sekarung gandung dari gudangnya. Dia melintasi ladang yang terletak di di antara rumahnya dan rumah kakaknya, lalu sanga adik meletakkan gandum itu di dalam gudang kakaknya. Sementara itu, tanpa diketahui sang adik, saudaranya ternyata memiliki pikiran yang sama dengannya. Sang kakak berkata pada dirinya sendiri “Sebenarnya tidak pantas bila kami membagi keuntungan sama besar, karena saya sudah berkeluarga. Saya punya istri yang selalu memelihara dan mengurus kebutuhan ku, dan anak-anak ku akan mengurus kehidupanku kelak”. Pada malam hari, sang kakak mengambil sekarung gandum dari gudangnya dan pergi diam-diam melintasi ladang mereka untuk memasukkan gandumnya ke gudang adiknya. Selama bertahun-tahun, kedua kakak beradik itu bingung, mengapa persediaan gandum di gudang tidak pernah berkurang walaupun sering memindahkan gandumnya ke gudang saudaranya? Lalu pada suatu malam, terjadilah peristiwa yang tidak mereka sangka-sangka. Sang kakak dan adik pergi ke gudang satu sama lain pada saat yang bersamaan. Dalam kegelapan malam ketika membawa gandung, mereka ternyata bertemu dan saling menyadari apa sebenarnya yang terjadi selama bertahun-tahun. Lalu mereka berdua meletakkan gandumnya dan saling merangkul.

Popular posts from this blog

Kisah Cinta Remaja Yang Sederhana

Kisah Cinta Untuk Cucuku

Kisah Cinta Nusantara